Jumat, 10 Mei 2013

Galeri

Daun Suruhan



(Daun Suruhan)
Herbal

Tanaman herbal suruhan kaya akan kandunagn alkaloid, tanin, kalsium, oksalat, lemak dan minyak asiri, anggota family Piperaceae bersifat pedas dan sejuk.
Adapun cara pembudidayaannnya adalah sbb : 
Perbanyakan tanaman dengan biji. Pemeliharaan tanaman ini mudah antara lain membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembapan tanah dan pemupukan, terutama pupuk dasar, suruhan menghendaki tempat yang cukup matahari dan sedikit terlindung.
Khasiat tanaman herbal suruhan :
  • Abses, bisul, jerawat, dan radang kulit : Dua pohon tanaman segar ukuran kecil ( tinggi o 7-10 cm tinggi ) dicuci bersih. Rebus tanaman dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Minum airnya sekaligus 1 gelas selagi hangat. Lakukan pengobatan sehari 2 x dengan dosis yang sama. Sisa air ramuan sebaiknya dibuang. Buat ramuan segar lagi untuk setiap kali akan minum ramuan yang berikutnya
  • Luka bakar dan terpukul : Ambil tanaman segar secukupnya. Cuci bersih, lalu lumatkan tanaman, Tempelkan ramuan dibagian tubuh yang sakit.
  •  Penyakit ginjal : Cuci bersih tanaman segar berukuran kecil ( tinggi 7 – 10 cm tinggi ). Rebus tanaman dengan 3 gelas air  hingga tersisa 2 gelas. Minum airnya sekaligus selagi hangat. Lakukan pengobatan sehari 2 x, masing- masing 1 gelas. Sisa air ramuan sebaiknya dibuang. Buat ramuan segar lagi untuk setiap kali akan minum ramuan yang berikutnya.
  •  Sakit perut : Tumbuk halus herba segar yang telah dicuci bersih. Peras hasil tumbukan, lalu minum air perasan itu.


Sumber : Penebar swadaya

Penyakit Dan Obatnya

Social Media

Twitter : @pegaganherbal

MENIRAN



MENIRAN
(Phyllanthus urinaria Linn)

Klasifikasi Tanaman:
  • Kingdom : Plantae
  • Divisio : Spermathophyta
  • Sub division : Angiospermae
  • Class : Dicotyledonae
  • Ordo : Euphobiales
  • Family : Euphorbiaceae
  • Genus : Phyllanthus
  • Species : Phyllanthus urinaria Linn

Nama meniran di beberapa daerah:
  1. Sumatera : ba’me tano, sidukung anak, dudukung anak, baket sikolop
  2. Jawa : meniran, meniran merah, meniran ijo, memeniran (Sunda)
  3. Sulawesi : bolobungo, sidukung anak
  4. Maluku : belalang babiji, gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha (Ternate)
  5. Asing : Zhen zhu cao, hsieh hsia chu (Cina), chanca piedra, quebra pedra, kilanelli (India), child pick a back (Inggris), stone breaker, shaterrstone, chamber bitter, leafflower, quinine weed (Amerika Selatan), arrebenta pedira (Brasil)

Deskripsi Tanaman:

Meniran merupakan terna liar yang berasal dari Asia Tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna hijau kemerahan (Phyllanthus urinaria) atau hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang, daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi daun rata, panjang 1,5 cm lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau. Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar dari atas ketiak daun. Buah meniran berupa buah kotak, bulat pipih, licin, diameter 2- 2,5 mm, bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna coklat.

Syarat Tumbuh:
Meniran tumbuh di daerah dataran rendah sampai ke dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Meniran dapat dijumpai pada hamper semua tempat, di semak-semak, pekarangan rumah, di antara rerumputan, dan di tempat-tempat lain, meniran dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, terutama tanah berpasir, meniran menyukai tempat yang lembab dan akan tumbuh dengan subur apabila tanah kaya akan bahan organik, meniran hijau lebih toleran tumbuh di tanah yang miskin bahan organik dibandingkan dengan meniran merah.

Budidaya Tanaman
Penyiapan Lahan:

Tanah pada lahan yang akan digunakan sebagai tempat budidaya meniran dicangkul dengan kedalaman 20 cm, dibersihkan dari gulma dan batu-batuan. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 20 cm – 30 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan, jarak antar bedengan 50 cm. Di atas bedengan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang sebanyak satu karung untuk setiap satu meter persegi lahan.

Penyiapan Bibit:

Pembibitan meniran dilakukan agar pertumbuhannya seragam dan resiko kematian dapat diperkecil. Media tanam yang digunakan adalah campuran sekam dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 atau campuran sekam, pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Bibit meniran diperoleh dari biji yang berasal dari tanaman induk yang sudah tua. Biji disebarkan di media tanam secara merata. Setelah satu minggu dan muncul tunas, bibit dapat dipindahkan ke polibeg berukuran 5 x 10 cm. Pembibitan dengan menggunakan polibeg ini dilakukan selama 3 minggu. Setelah itu bibit bisa langsung ditanam di lahan yang telah disiapkan.

Penanaman:

Bibit dalam polibeg yang pertumbuhannya baik dapat ditanam di bedengan yang telah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 20 cm. Bibit dipindahkan ke lubang tanam dengan cara merobek salah satu sisi polibeg, bibit dipindahkan dengan hati-hati beserta dengan tanah yang menempel pada akarnya. Tanah di sekitar bibit dipadatkan agar pertumbuhannya kokoh. Kemudian bibit disiram dengan air secukupnya.

Pemeliharaan:

Pada awal pertumbuhan, terutama pada musim kemarau, meniran perlu disiram. Ketika tanaman masih muda, biasanya meniran kurang mampu bersaing dengan gulma, karena itu penyiangan perlu dilakukan agar pertumbuhannya baik. Penyiangan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma. Meniran dapat tumbuh baik di berbagai keadaan tanah yang marginal. Apabila lahan banyak mengandung humus atau pupuk kandang dan kompos, pemupukan tidak perlu dilakukan. Apabila pertumbuhannya kurang bagus dapat diberikan urea sebanyak 100 kg/ha pada saat penyiangan gulma. Pertumbuhan meniran hampir tidak pernah mengalami gangguan akibat serangan hama atau penyakit. Apabila terdapat gangguan hama penyakit, pengendalian cukup dilakukan dengan cara mekanis yaitu menangkap atau membuang bagian tanaman yang terserang.

Panen dan Pascapanen:

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 2 – 3 bulan di lahan. Ciri tanaman meniran yang siap dipanen adalah daun tampak hijau tua hampir menguning dan buah agak keras jika dipijit. Meniran yang telah dipanen dikeringanginkan selama beberapa jam, lalu dijemur di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan oven. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan selam 3 – 5 hari tergantung keadaan cuaca. Meniran yang telah dikeringkan dikemas dalam wadah yang kedap udara agar simplisia ini tidak mudah berjamur.

Kandungan Kimia:

Meniran mengandung lignan yang terdiri dari phyllanthine, hypophyllanthine, phyltetralin, lintretalin, nirathin, nitretalin, nirphylline, nirurin, dan niruriside. Terpen yang terdiri dari cymene, limonene, lupeol, dan lupeol acetate. Flavanoid terdiri dari quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutine, dan physetinglucoside. Lipid terdiri dari ricinoleic acid, dotriancontanoic acid, linoleic acid, dan linolenic acid. Benzenoid terdiri dari methylsalicilate. Alkaloid terdiri dari norsecurinine, 4-metoxynorsecurinine, entnorsecurinina, nirurine, phyllantin, dan phyllochrysine. Steroid berupa beta-sitosterol. Alcanes berupa triacontanal dan triacontanol. Komponen lain berupa tannin, vitamin C dan vitamin K.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian:

Efek fermakologis dari herba ini adalah antioksidan, antikarsinogen, pereda demam (antipiretik), antiradang, membersihkan hati, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, peluruh haid, menerangkan penglihatan, dan penambah nafsu makan.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji khasiat meniran yaitu :
S. aureus dan V. cholera. Efek antibakteri ini disebabkan ekstrak herba meniran mengandung resin atau damar, tannin dan alkaloid. Peningkatan kepekatan ekstrak herba meniran mempengaruhi diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman. Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula diameter yang dihasilkan (Indah Wulandari, 1995, JB FMIPA UNAIR).
  • Pemberian infuse meniran hijau 10% dan 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan kontrol (Lucky Puspita dewi, 1995, FF UBAYA)
  • Ekstrak herba meniran dengan konsentrasi 11,70 mg/ml, 23,40 mg/ml, dan 46,80 mg/ml mempunyai daya antibakteri terhadap kuman S. aureus dan V. cholera. Efek antibakteri ini disebabkan ekstrak herba meniran mengandung resin atau damar, tannin dan alkaloid. Peningkatan kepekatan ekstrak herba meniran mempengaruhi diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman. Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula diameter yang dihasilkan (Indah Wulandari, 1995, JB FMIPA UNAIR).
  • Pemberian meniran dalam bentuk suspensi dengan dosis 45 mg/kg.bb, 90 mg/kg.bb, dan 180 mg/kg.bb secara per oral dapat berkhasiat sebagai antihepatotoksik pada tikus putih (Giguk Tri Harianto, 1995, FF UNAIR).
  • Infus herba meniran pada kadar 50% menunjukkan efek yang jelas untuk penghancuran batu kandung kemih buatan pada tikus putih. Pemerikasaan secara kualitatif dengan mengidentifikasi komponen senyawa-senyawa penyusun batu kandung kemih buatan pada tikus pu’tih didapatkan kalsium, oksalat, magnesium dan fosfat (Fenty Roza, 1996, FF UP).

Khasiat dan Cara Pemakaian:
1. Batu saluran kencing
Bahan : 
  • Meniran segar 30 g, daun sendok segar 30 g, daun tempuyung segar 30 g

Pemakaian :
  • Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari (Dalimartha, 2005).

2. Susah kencing disertai sakit perut atau pinggang
Bahan : 
  • Meniran segar 7 tanaman

Pemakaian :
  • Meniran segar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin saring dan diminum, sehari 3 kali masing-masing ? gelas (Wijayakusuma, 1994).

3. Pembengkakan kelenjar prostat
Bahan :
  • Meniran segar 2 tanaman, akar alang-alang 7 jengkal, daun kumis kucing ½ genggam, adas ½ sendok teh

Pemakaian :
  • Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Setelah hangat, air rebusannya disaring, diminum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing ½ gelas (Kardinan dan Kusuma, 2004).

4. Hepatitis

 Sumber: Dinas Pertanian Dan Tanaman Pangan.

Binahong

Pegagan


Pegagan adalah salah satu tanaman herbal yang tumbuh didaerah perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. didaerah pedesaan tanaman ini biasa dijadikan lalapan dan sering dijadikan obat tradisional,karena tanaman ini hampir punah, maka saya dan teman saya mencoba untuk membudidayakanya, adapun kandungan yang terdapat pada pegagan antara lain: 
asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoidayang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.